Manfaat Dari Alam

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem lahan basah yang sangat produktif. Produktifitas lahan basah tersebut berkisar 80 % tangkapan air laut yang bergantung baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap ekosistem mangrove maupun  ekosistem pesisir. Produktifitas dan kompleksitas dari ekologi lingkungan yang khas menjadikan ekosistem mangrove sebagai habitat berkumpulnya banyak spesies baik tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme yang adaptif terhadap lingkungan intertidal ini. 

Produktivitas dan keanekaragaman spesies tersebut menjadikan mangrove memiliki nilai ekologi dan sosial ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Hal yang sangat terpenting bagi manusia tersebut adalah ketersediaan sumber makanan, bahan bakar, bahan bangunan maupun sebagai obat-obatan. Salah satu kawasan mangrove yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat adalah kawasan mangrove yang didominasi oleh nipah. Selain sebagai salah satu sumber perikanan, kawasan tersebut juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam membuat kerajinan dari anyaman daun nipah sehingga dapat menciptakan mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitarnya. 

Nipah umumnya tumbuh di belakang formasi hutan mangrove sepanjang sungai menuju muara. Di tempat tersebut terdapat banyak endapan tanah yang berasal dari hulu sungai, sehingga habitat sungai menjadi subur dan berlumpur dalam. Keadaan airnya juga relatif lebih baik dibandingkan dengan di hulu sungai

Berikut adalah manfaat dari nipah :

1. Sumber Pangan

Manfaat nipah sebagai sumber pangan belum banyak diketahui oleh masyarakat. Sebagai sumber pangan, nipah memiliki nira yang dapat diolah menjadi gula nira. Selain itu, garam nipah dapat diperoleh dari daging pelepah yang tua. Bagian lain yang juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan adalah tunas nya. Bagian ini harus mengalami proses yang cukup panjang melalui penggalian hingga mendapatkan tunasnya pada bagian bawah. Tunah yang telah diperoleh dicuci bersih menggunakan air yang mengalir kemudian merebusnya dengan mengunakan air mendidih. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan getah yang masih menempel. Setelah direbus, tunas nipah ini siap diolah menjadi lauk pauk yang enak.

2. Bahan Bangunan

Masyarakat pesisir telah mengetahui manfaat nipah sebagai bahan bangunan. Masyarakat menggunakan daun nipah untuk dijadikan anyaman hingga membentuk atap. Anyaman atap yang berbahan dasar daun nipah memperoleh nilai ekonomis bagi masyarakat,

3. Penghasil tepung

Sebagai penghasil tepung, tentunya bagian dari nipah yang dimanfaatkan adalah bagian buahnya. Daging buah nipah diproses lebih lanjut melalui pemisahan daging dari tempurungnya. Setelah terpisah, daging buah tersebut dibersihkan, ditumbuk, kemudian dijemur dibawah teriknya matahari. Tepung nipah mengandung serat yang cukup tinggi dengan kandungan lemak dan kalori rendah sehingga sangat bermanfaat bagi yang ingin menjalankan diet.

4. Sebagai obat tradisional

Tumbuhan nipah berkhasiat sebagai obat sinusitis. Selain itu, ekstrak tumbuhan nipah mampu menghambat berbagai penyakit diantaranya adalah tuberkolosis,  sakit tenggorokan, masuk angin, penawar racun maupun sebagai obat penenang. Kandungan zat penghambat peroksida lipid pada nipah dapat menunjukkan efektifitas yang kuat terhadap penyakit tersebut. Di samping sebagai obat tradisional, nipah mengandung ekstrakaktif yang bermanfaat untuk menghambat penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. Hal ini menunjukkan adanya senyawa kimia tertentu yang berpotensi sebagai antioksidan.

5. Wisata pendidikan

Secara tersirat, manfaat nipah sebagai objek wisata sudah dimanfaatkan secara turun temurun. Bukan hanya masyarakat sekitar saja, bahkan pelajar maupun mahasiswa memilih kawasan mangrove khususnya daerah nipah sebagai objek wisata. Selain menikmati indahnya komponen nipah yang berjajar disepanjang sungai, edukasi juga menjadi tambahan karena tumbuhan ini memiliki banyak peranan yang penting dalam kelangsungan hidup berbagai makhluk hidup.

Sumber : 

Pusat Penelitian dan Pengembagan Konservasi Alam, 2010.

Prodi Ilmu Keautan, Universitas Sriwijaya, 2012.

Jurusan Biologi FMIPA Universtas Sriwijaya, 2009.